(Hari 2) - Ngebolang Bareng Bocah : 3H2M di Kuala Lumpur, Kemana Aja?
- Juli 04, 2017
- By Arry Wastuti
- 0 Comments
(Untuk cerita ngebolang di Kuala Lumpur hari ke-1 silakan baca di sini dan cerita di hari ke-3 bisa dibaca di sini ya)
Kemana Aja ?
Hari 2 :
Hari
ini kami berpisah tujuan, berhubung si Ayah ada training di Shah Alam,
sementara saya dan si Bocah mau ke Batu Caves lalu lanjut ke Petrosains. Saat
menunggu kereta KTM Komuter yang akan
membawa kami ke Batu Caves, saya memperhatikan jadwal kedatangan kereta yang
akan kami naiki masih lebih dari 30 menit lagi. Iseng saya cek jadwal di webnya KTM Berhard dan menemukan bahwa jadwal weekend dan weekdays ternyata
berbeda. Untuk weekend sabtu-minggu jadwal kereta lebih jarang, yaitu per-45
menit, sementara saat weekdays keberangkatan kereta per-15 s/d 30 menit.
Kami naik kereta yang jam 8.59. Perjalanan sekitar 30 menit sudah sampai di Batu Caves. Berdasarkan informasi dari teman, karena ini adalah area outdoor maka lebih baik dieksplor pagi hari saat cuaca belum panas. Saya pikir ini saran yang bagus, dan memang di tempat ini saat siang cuacanya lumayan panas. Lagipula kami masih akan melanjutkan acara ngebolang di Petrosains kan, jadi mending ke Batu Caves pagi aja. Sengaja pilih ke Petrosains di siang hari karena lokasinya di dalam mall Suria KLCC pastilah adem. Hehe.
Koin token KTM Komuter berwarna merah dan kuning, beda dengan koin LRT yang berwarna biru tua |
Suasana di dalam KTM Komuter. Keretanya bersih. |
Kami naik kereta yang jam 8.59. Perjalanan sekitar 30 menit sudah sampai di Batu Caves. Berdasarkan informasi dari teman, karena ini adalah area outdoor maka lebih baik dieksplor pagi hari saat cuaca belum panas. Saya pikir ini saran yang bagus, dan memang di tempat ini saat siang cuacanya lumayan panas. Lagipula kami masih akan melanjutkan acara ngebolang di Petrosains kan, jadi mending ke Batu Caves pagi aja. Sengaja pilih ke Petrosains di siang hari karena lokasinya di dalam mall Suria KLCC pastilah adem. Hehe.
Patung Dewa Murugan setinggi 42.7 meter yang menjadi ikon Batu Caves |
Patung Hanoman di belakang kami itu juga tinggi, namun hanya sepertiga dari tinggi patung Dewa Murugan |
Turun
di stasiun Batu Caves, suasana masih sepi mungkin karena terhitung masih pagi. Patung
Dewa Murugan yang menjadi ciri khas tempat ini tidak terlihat dari stasiun Batu
Caves. Ternyata patung yang tinggi di situ bukan hanya patung Dewa Murugan. Ada
juga patung Hanoman berwarna hijau kebiruan yang ukurannya besar, tapi ya masih
kalah besar dengan patung Dewa Murugan sih ya. Menuju area Batu Caves ini
banyak terdapat penjual perlengkapan ibadah dan juga suvenir. Di Batu Caves ini
banyak terdapat kuil tempat ibadah Hindu. Terlihat banyak orang India yang
hendak beribadah di tempat ini.
Di
depan patung Dewa Murugan terlihat banyak burung merpati yang bebas
berkeliaran. Si Bocah seneng banget liat burung merpati sebanyak itu. Di
belakang patung Dewa Murugan terlihat ratusan anak tangga terbentang menuju Gua
Kuil (belakangan saya tahu namanya setelah browsing di Google). Dari hasil
browsing saya mendapat informasi bahwa ada 3 gua utama dan beberapa gua kecil
di area Batu Caves ini. Konon jumlah anak tangga menuju ke Gua Kuil itu ada 272
buah. Penasaran dengan apa yang ada di atas sana, kami pun mulai menaiki anak
tangga tersebut.
Rupanya di area tangga ini banyak monyetnya. Tenang, monyetnya baik-baik kok, asal kita tidak terlihat membawa makanan. Kantong kresek di tas si Bocah sempat diambil oleh salahsatu monyet di sana, mungkin dikiranya ada makanan di dalam kresek. Padahal itu kresek persediaan cuma buat menyimpan sampah aja kalau kami tidak menemukan tempat sampah. Maaf ya nyet, kamu cuma dapat zonk. Hahaha. Di tangga kami berjumpa dengan seorang bapak yang sedang memberi makan monyet. Si Bocah ditawari bapak tersebut untuk ikutan. Meski agak takut karena tidak hapal dengan perilaku monyet di situ, si Bocah tetap mengulurkan tangannya memberi makan si monyet.
Di dalam gua di atas ternyata monyetnya juga banyak. Di sana si Bocah kembali diberi makanan untuk diberikan pada para monyet. "Wah Nda, ternyata tangan monyetnya basah nih," teriak si Bocah sambil tertawa-tawa. Kalau diperhatikan, lantai gua memang basah. Sepertinya karena tetesan air dari batu-batu stalaktit di bagian atas gua.
Capek menaiki 272 anak tangga, kami pun istirahat dulu di atas. Tidak tersedia area untuk duduk di sana. Untung kami bawa bekal kantong kresek, jadi bisa dipakai untuk alas duduk karena lantainya basah. Di dalam gua ini terlihat ada beberapa kuil dan banyak orang India yang sedang beribadah. Buat yang mau ke Batu Caves jangan lupa bawa minum agak banyak ya. Udara cukup panas dan ratusan anak tangga yang harus dilewati lumayan bikin tenggorokan kering lho.
Naik 272 anak tangga? Siapa takut?! Siap-siap aja betis berkonde. Hahaha. |
Rupanya di area tangga ini banyak monyetnya. Tenang, monyetnya baik-baik kok, asal kita tidak terlihat membawa makanan. Kantong kresek di tas si Bocah sempat diambil oleh salahsatu monyet di sana, mungkin dikiranya ada makanan di dalam kresek. Padahal itu kresek persediaan cuma buat menyimpan sampah aja kalau kami tidak menemukan tempat sampah. Maaf ya nyet, kamu cuma dapat zonk. Hahaha. Di tangga kami berjumpa dengan seorang bapak yang sedang memberi makan monyet. Si Bocah ditawari bapak tersebut untuk ikutan. Meski agak takut karena tidak hapal dengan perilaku monyet di situ, si Bocah tetap mengulurkan tangannya memberi makan si monyet.
Memberi makan monyet |
Yeaaayyyy.....sampai juga di atas! |
Pemandangan ke bawah dari anak tangga paling atas |
Di dalam gua di atas ternyata monyetnya juga banyak. Di sana si Bocah kembali diberi makanan untuk diberikan pada para monyet. "Wah Nda, ternyata tangan monyetnya basah nih," teriak si Bocah sambil tertawa-tawa. Kalau diperhatikan, lantai gua memang basah. Sepertinya karena tetesan air dari batu-batu stalaktit di bagian atas gua.
Di dalam banyak orang India yang hendak beribadah di kuil. Hati-hati dengan lantai yang basah saat berada di sana. |
Sampai di atas ternyata masih ada lagi tangganya |
Tangga di dalam gua itu ternyata membawa kita ke tempat ini. Bagian atasnya terbuka dan banyak pepohonan. |
Capek menaiki 272 anak tangga, kami pun istirahat dulu di atas. Tidak tersedia area untuk duduk di sana. Untung kami bawa bekal kantong kresek, jadi bisa dipakai untuk alas duduk karena lantainya basah. Di dalam gua ini terlihat ada beberapa kuil dan banyak orang India yang sedang beribadah. Buat yang mau ke Batu Caves jangan lupa bawa minum agak banyak ya. Udara cukup panas dan ratusan anak tangga yang harus dilewati lumayan bikin tenggorokan kering lho.
Entahlah si Bocah lagi bergaya apa ini. Hahaha. Di tangga turun ketemu lagi sama monyet. |
Monyetnya pinter bergaya bak model :D |
Hampir
2 jam kami mengeksplor tempat ini, lalu kami pun kembali ke KL Sentral naik KTM
Komuter lagi. Lalu lanjut naik LRT Kelana Jaya menuju Petro Sains. Sama seperti
kemarin, turunnya di stasiun KLCC.
Sampai di mall Suria KLCC jam menunjukkan hampir pk.13.00. Perut sudah lapar minta diisi. Kami pun mampir ke Signature Foodcourt di lantai 2. Beres makan siang, kami langsung menuju Petrosains. Weekend begini rupanya ramai sekali pengunjung Petrosains. Antrian masuk terlihat panjang. Rupanya untuk masuk ke dalam kita diajak naik kereta berbentuk telur separo. Mungkin maksudnya telur dinosaurus, karena dalam perjalanan di atas kereta itu kita disuguhi cerita tentang jaman prasejarah dan asal muasal terbentuknya minyak bumi. Keretanya berjalan lambat dan 1 kereta hanya mampu menampung 5 orang. Nggak aneh antrian masuknya jadi panjang begitu.
Tiket masuk Petrosains adalah RM 18 untuk anak-anak dan RM 30 untuk dewasa. Setelah menunggu sekitar 20 menit kami pun naik ke dalam kereta telur. Saat di kereta itu kita diajak melihat kehidupan dinosaurus jutaan tahun yang lalu. Petrosains ini adalah milik Petronas, perusahaan minyak Malaysia, maka tidak aneh kalau content sains di dalamnya difokuskan terutama mengenai minyak bumi, mulai dari awal terbentuknya hingga produk olahannya yang ada saat ini. Display-display percobaannya sungguh menarik. Menurut saya malah lebih bagus daripada di Singapore Science Centre. Hanya sayangnya di Petrosains tidak ada tayangan film dalam theatre seperti di Singapore Science Centre. Sediakan waktu 2-3 jam untuk menjelajah di Petrosains. Kalau anaknya suka banget dengan sains, mungkin bisa lebih lama lagi di dalam. Anak saya butuh waktu 4 jam lebih di sana dan itu pun masih susah diajak keluar :D
Sampai di mall Suria KLCC jam menunjukkan hampir pk.13.00. Perut sudah lapar minta diisi. Kami pun mampir ke Signature Foodcourt di lantai 2. Beres makan siang, kami langsung menuju Petrosains. Weekend begini rupanya ramai sekali pengunjung Petrosains. Antrian masuk terlihat panjang. Rupanya untuk masuk ke dalam kita diajak naik kereta berbentuk telur separo. Mungkin maksudnya telur dinosaurus, karena dalam perjalanan di atas kereta itu kita disuguhi cerita tentang jaman prasejarah dan asal muasal terbentuknya minyak bumi. Keretanya berjalan lambat dan 1 kereta hanya mampu menampung 5 orang. Nggak aneh antrian masuknya jadi panjang begitu.
Gara-gara kereta ini nih antrin masuknya jadi panjang |
Yeaaayyy......ready to explore Petrosains! |
Tiket masuk Petrosains adalah RM 18 untuk anak-anak dan RM 30 untuk dewasa. Setelah menunggu sekitar 20 menit kami pun naik ke dalam kereta telur. Saat di kereta itu kita diajak melihat kehidupan dinosaurus jutaan tahun yang lalu. Petrosains ini adalah milik Petronas, perusahaan minyak Malaysia, maka tidak aneh kalau content sains di dalamnya difokuskan terutama mengenai minyak bumi, mulai dari awal terbentuknya hingga produk olahannya yang ada saat ini. Display-display percobaannya sungguh menarik. Menurut saya malah lebih bagus daripada di Singapore Science Centre. Hanya sayangnya di Petrosains tidak ada tayangan film dalam theatre seperti di Singapore Science Centre. Sediakan waktu 2-3 jam untuk menjelajah di Petrosains. Kalau anaknya suka banget dengan sains, mungkin bisa lebih lama lagi di dalam. Anak saya butuh waktu 4 jam lebih di sana dan itu pun masih susah diajak keluar :D
Ceritanya lagi jadi ahli pengamatan luar angkasa |
Satu ruangan besar berisi meja-meja dengan aneka percobaan sains di atasnya. Yang ini favorit si Bocah. |
Mempelajari cara kerja gear |
Olahraga dulu sebelum pulang. Ceritanya lagi jadi kiper :D |
Saat
hendak keluar, antrian panjang juga terjadi di pintu keluar. Ternyata
penyebabnya sama, untuk keluar kita akan naik kereta telur lagi. Jumlah
pengunjung di saat weekend yang membludak, tidak sebanding dengan jumlah kereta
telur yang tersedia. Kebetulan hari itu terlihat banyak rombongan anak sekolah
melakukan fieldtrip di Petrosains. Melihat antrian panjang sekali, akhirnya
petugas berinisiatif menawarkan pengunjung yang ingin segera keluar dipandu
melalui jalur khusus tapi tanpa menaiki kereta telur. Saya pun memilih
alternatif tersebut. Pikir saya, belum tentu 30 menit lagi bisa keluar kalau
lihat panjangnya antrian seperti itu.
Sampai
di luar Petrosains kami mampir lagi di foodcourt untuk membeli burger pesanan
si Ayah. Setelah itu kami pun pergi ke stasiun LRT dan naik LRT Kelana Jaya
tujuan KL Sentral. Sampai di hotel, kami bersih-bersih, shalat, istirahat
sebentar, lalu bersiap-siap berangkat ke Bukit Bintang. Kami mau wiskul
icip-icip Nasi Ayam Hainan Chee Meng di sana. Dari KL Sentral ke Bukit Bintang kami naik monorail, lalu turun di stasiun Bukit Bintang. Kami kembali mengandalkan
Googlemaps untuk mencapai resto ini. Restonya gampang ditemukan ternyata, karena
ketaknya persis di pinggir jalan besar. Saya dapat info resto ini dari hasil
blog walking dan sebelumnya saya tidak tahu apakah
resto chinese ini halal atau tidak. Tapi yang saya tahu travel blogger tersebut
muslim. Sampai di depan resto tersebut kekhawatiran saya hilang demi melihat
logo halal besar terpampang di bagian depan resto. Ternyata pramusaji wanita di
resto ini juga mengenakan jilbab. Alhamdulillah aman nih makan di sini (cerita petualangan kuliner kami di KL bisa dibaca di sini ya).
Kalau di monorel ada tempat duduk posisinya di tengah, jadi penumpang bisa lihat pemandangan keluar jendela tanpa harus memutar badan. |
Iklan Grab yang unik di stasiun monorel Bukit Bintang |
Restonya ternyata sudah cukup tua umurnya, sejak 1965! |
Selesai
makan kami langsung pulang ke hotel. Awalnya si Ayah mau hunting durian Musang
King yang katanya ada di sekitar Jalan Alor. Tapi ada insiden kecil, si Bocah
mendadak mengeluh sakit perut sehingga kami memutuskan langsung pulang ke
hotel. Eh ternyata dia cuma masuk angin, belum sampai di hotel juga sakit
perutnya sudah hilang. Tapi ya sudah tanggung sih kalau mau balik lagi ke Jalan Alor. Bye bye deh Musang King-nya. Mungkin lain kali ya kalau ke KL lagi bisa
icip-icip si durian. Hehe.
-arry-
-arry-
PETROSAINS, The Discovery Centre
Petronas Twin Towers
Level 4, Suria KLCC
Kuala Lumpur, Malaysia
Operation Hours :
Tuesday-Friday 9.30am-5.30pm
Saturday, Sunday, Public holiday 9.30am-6.30pm
Monday closed (except on public holidays & school holidays)
www.petrosains.com.my
Cerita lainnya tentang acara ngebolang kami di Kuala Lumpur bisa dilihat di link berikut ini :
* Review Easy Hotel, Kuala Lumpur
* Ngebolang Hari Pertama
* Ngebolang Hari Ketiga
* Kuliner Halal di Kuala Lumpur
0 komentar
Komentar Anda dimoderasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya :)
Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan membalasnya. Sering-sering berkunjung ya, untuk mengecek dan membaca artikel lainnya di blog ini. Terima kasih. Maturnuwun. Thank you. Danke.