Bagaimana Cara Membuat Gelato? Yuk Intip Proses Pembuatannya Di Dapur Massimo Gelato Jogja!
- Juni 25, 2019
- By Arry Wastuti
- 0 Comments
"I can't eat it fast. It's too cold."
Wajahnya terlihat bingung, kedua matanya menatap tangannya yang belepotan lelehan gelato. Saat saya datang membawa mangkok kecil, senyumnya langsung mengembang. Gelatonya selamat. Setelah mengelap tangan dengan tisu, ia pun melanjutkan acara makan gelato dengan riang.
Namanya Niko, ia salah satu dari 17 murid SD Tumbuh yang hari itu melakukan kunjungan ke Massimo Gelato Jogja. Menurut salah seorang wali murid yang mendampingi, acara tersebut adalah bagian dari kegiatan Parents Participation yang biasa digelar di SD Tumbuh di penghujung semester.
17 anak berusia 6-8 tahun ini dibagi menjadi 3 kelompok dan bergantian mengikuti kitchen tour untuk melihat langsung pembuatan gelato di dapur Massimo Gelato Jogja. Mengikuti kegiatan mereka, saya tak henti-henti tertawa. Ada saja celetukan dan pertanyaan lucu yang dilontarkan anak-anak ini. Menggemaskan sekali. Niko dan beberapa temannya bercakap menggunakan bahasa Inggris, sementara beberapa anak yang lain menggunakan bahasa Indonesia. Namun saya tidak tahu apakah sekolah mereka adalah bilingual school atau bukan.
Namanya Niko, ia salah satu dari 17 murid SD Tumbuh yang hari itu melakukan kunjungan ke Massimo Gelato Jogja. Menurut salah seorang wali murid yang mendampingi, acara tersebut adalah bagian dari kegiatan Parents Participation yang biasa digelar di SD Tumbuh di penghujung semester.
17 anak berusia 6-8 tahun ini dibagi menjadi 3 kelompok dan bergantian mengikuti kitchen tour untuk melihat langsung pembuatan gelato di dapur Massimo Gelato Jogja. Mengikuti kegiatan mereka, saya tak henti-henti tertawa. Ada saja celetukan dan pertanyaan lucu yang dilontarkan anak-anak ini. Menggemaskan sekali. Niko dan beberapa temannya bercakap menggunakan bahasa Inggris, sementara beberapa anak yang lain menggunakan bahasa Indonesia. Namun saya tidak tahu apakah sekolah mereka adalah bilingual school atau bukan.
Proses Pembuatan Gelato Di Massimo Gelato
Mas Alan, karyawan Massimo Gelato Jogja yang hari itu memandu kami, menjelaskan langkah-langkah pembuatan gelato yang ternyata cukup simpel. Tak lebih dari 10 menit dan hanya melewati 4 langkah proses pembuatan, gelato lezat pun siap untuk dinikmati :- Siapkan bahan-bahan yang terdiri dari susu, gula, dan buah-buahan/kacang-kacangan/coklat/pasta vanila, beserta peralatannya.
- Susu yang hendak digunakan dipasteurisasi terlebih dahulu di mesin pasteurisasi. Tujuannya untuk mematikan bakteri berbahaya.
- Susu dari mesin pasteurisasi dimasukkan wadah lalu ditimbang disesuaikan dengan kebutuhan. Lalu ke dalam susu dimasukkan gula dan buah/kacang/coklat (kelompok kami kebagian membuat gelato rasa vanila, jadi yang dimasukkan ke dalam susu adalah pasta vanila). Kemudian dihaluskan menggunakan blender tangan selama beberapa menit.
- Setelah adonan tercampur sempurna kemudian dimasukkan ke dalam mesin khusus pembuat gelato untuk didinginkan. Proses pendinginan berlangsung selama kurang lebih 4 menit. Setelah mesin berbunyi 2 kali, gelato siap dikeluarkan dari mesin.
Selesai. Gelato siap dikonsumsi.
Dan kehebohan pun dimulai. Enam anak yang sejak 4 menit yang lalu menunggu di depan mesin gelato dengan rasa penasaran tingkat tinggi, sudah siap dengan stik es krim di tangan masing-masing. Semua ingin mencicip gelato fresh from the oven, eh ....... from the machine. Saya juga pengen dong, lalu buru-buru ikut ambil antrian di belakang anak-anak. Hahaha.
Mengambil susu yang sudah dipasteurisasi dari mesin pasteurisasi |
Susunya ditimbang dulu, disesuaikan dengan kebutuhan |
Pasta vanila dimasukkan ke dalam susu lalu dicampur dan dihaluskan menggunakan blender tangan |
Adonan gelato dimasukkan ke dalam mesin khusu pembuat gelato untuk didinginkan |
Gelatonya sudah jadi. Serbuuuuu.....! :))) |
Jadi, adakah perbedaan rasa gelato fresh from the machine dengan yang sudah ditaruh di showcase pendingin? Sejujurnya, di lidah saya rasanya sama saja. Sama-sama enak :D
Selesai membantu membuat gelato di dapur, masing-masing anak diberi 1 porsi gelato. Wadahnya boleh pilih mau pakai paper cup atau cone, dan rasa gelatonya juga boleh pilih yang mana saja. Untuk 1 cup/cone gelato anak-anak dipersilakan memilih maksimal 2 rasa. Sambil menikmati gelato, anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Acara lalu dilanjutkan dengan games seru dan pembagian sertifikat. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama.
Mr. Massimo mengawali karirnya dengan menjadi chef di sebuah kapal pesiar. Saat kapalnya bersandar di Bali, ia jatuh cinta pada Pulau Dewata dan juga jatuh cinta pada gadisnya. Singkat cerita, setelah memutuskan untuk menetap dan menikah dengan seorang gadis Bali, ia membuka restoran Italia bernama Massimo Ristorante yang berlokasi di Sanur pada tahun 1996. Restoran ini menjual aneka menu Italia, dan gelato adalah salah satunya. Masuk ke pasar Jogja, menu yang dijualnya fokus pada gelato saja, serta beberapa cemilan khas Italia. Menempati sebuah rumah yang merupakan bangunan cagar budaya, beralamat di Jl. Sunaryo No 12 - Kotabaru, Massimo Gelato Jogja siap memenangkan hati pecinta gelato dan menempatkan diri dalam deretan gelato hits Jogja.
Sebelum menempati gerai Massimo Gelato Jogja Kotabaru, lokasi gerai sebelumnya adalah di Jl. Suryodiningratan. Mulai bulan Mei 2019 barulah mereka menempati lokasi baru di Kotabaru.
Untuk saat ini area makan di Massimo Gelato Jogja hanya menempati bagian halaman depan rumah. Ke depannya akan dibuka area makan di ruangan-ruangan dalam rumah. Konsepnya unik dengan dekorasi bean bags warna-warni ceria dan meja-meja yang diberi payung penutup di atasnya. Kala musim kemarau dengan matahari terik seperti saat ini, mengasyikkan sekali duduk leyeh-leyeh di bean bags-nya sambil mengobrol dengan teman dan menikmati lembutnya gelato racikan Massimo Gelato. Saat musim hujan nanti, semoga area indoor-nya sudah siap ya. Ya kan nggak lucu juga kalau lagi asyik menikmati gelato trus kita kudu lari-lari menghindari hujan. Hehe.
Menyadari saya yang terlihat bingung memilih, mbak karyawan Massimo Gelato Jogja dengan ramah menawarkan saya untuk mencicip beberapa rasa gelato terlebih dahulu sebelum memutuskan akan memilih yang mana. Wah saya senang sekali, dan tak lama kemudian akhirnya memutuskan 3 pilihan rasa gelato yang ada di showcase. Saat makan gelato, saya biasanya memilih beberapa rasa yang dominan manis dan asam. Ya, begitulah cara saya menikmati gelato kesukaan saya.
Kali ini, untuk rasa manis saya pilih 7 Segretti, gelato yang pada coklatnya ada sedikit rasa pahit khas dark choco. Saya suka rasa coklat seperti ini, karena tidak terlalu manis di lidah. Untuk penyeimbang, saya memilih Lemon Sorbet yang rasanya asam segar. Kecutnya bikin mata melek deh. Rasa gelato ketiga yang saya pilih adalah Charcoal Yoghurt. Nah kalau yang ini unik, perpaduan sedikit manis dan sedikit asam. Segar lah pokoknya, saya suka. Untuk wadahnya, saya memilih menggunakan cone. Di Massimo Gelato ini cone-nya homemade, dan saya suka dengan teksturnya yang renyah.
Menurut cerita Mr. Massimo, gelato buatannya hanya terdiri dari 3 bahan saja, yaitu susu, gula, dan buah-buahan (atau kacang, coklat, vanila, sebagai perasa alami). Bahan pembuat gelato memang beda dengan es krim yang umumnya menggunakan whipped cream dan bahan pengental (misalnya tepung maizena) agar adonannya menjadi kental dan creamy. Beberapa resep gelato menggunakan mentega sebagai salah satu bahan bakunya, namun racikan gelato milik Mr. Massimo tidak menggunakan bahan lain selain 3 bahan yang disebutkan di atas. Maka tak heran kalau gelato di Masssimo Gelato sangat mudah cair jika ditaruh di suhu ruang, karena pembuatannya hanya menggunakan susu tanpa mentega, krim, maupun bahan pengental apapun.
Selain gelato, di Massimo Gelato Jogja ini juga tersedia aneka cemilan khas Italia seperti Panini, Waffle, Pizz Choc, Pittole, dan Pizza. Saya mencicip Panini, Waffle, dan Pittole. Dan yang paling saya suka adalah Panini, rasanya gurih dan renyah saat dikunyah. Waffle dan Pittole-nya juga oke sih sebenarnya, tapi kalau disuruh memilih, Panini yang jadi favorit saya. Waffle-nya enak dicocol pakai saus coklat. Kalau Pittole, di bagian atasnya ada lelehan coklat.
Lagi asyik ngemil trus kehausan? Pesan saja aneka minuman squash yang menyegarkan. Kalau tidak suka soda, masih banyak pilihan menu minuman lainnya kok.
Soal harga, bagaimana? Tenang, harga-harga yang ditawarkan di Massimo Gelato Jogja ini cukup terjangkau dan nggak bikin kantong bolong. Bayangkan saja, cukup merogoh saku Rp.20.000 kamu sudah dapat mencicipi lezatnya gelato asli Italia Jogja ini dalam 2 pilihan rasa. Sementara makanan dan minumannya dapat dinikmati mulai dari harga Rp.10.000. Cukup terjangkau bukan?
Bagaimana dengan sedotannya? Nah ini yang paling unik dan belum pernah saya lihat di tempat lain. Awalnya saya kira itu adalah sedotan bambu karena dari jauh warnanya terlihat mirip. Namun setelah mendengar cerita Mr. Massimo, saya tertawa sendiri karena ternyata saya salah kira. Sedotan yang digunakan di Massima Gelato Jogja ternyata terbuat dari pasta kering yang cukup tebal sehingga tidak mudah hancur saat terendam di dalam minuman.
Oh ya, kabar gembira untuk para emak yang punya anak kecil dan kalian yang sebal dengan asap rokok, seperti saya, di Massimo Gelato Jogja meskipun menempati area outdoor namun di sini bebas asap rokok.
No plastic. No smoking area. Sip, cocok banget deh buat saya. Nah kan, saya jadi pengen cepet-cepet ngajak Si Bocah ke sini. Kalau kamu gimana, mau ngajak siapa ke Massimo Gelato?
- arry -
Asyiiikkk.....bebas pilih mau rasa apa, tapi maksimal 2 rasa saja ya. |
Kiri atas : mengerjakan tugas dari guru. Kanan atas : pembagian sertifikat. Bawah : foto bersama |
Tentang Massimo Gelato
Mr. Massimo Sacco adalah pemilik gerai gelato ini. Gerai di Jogja merupakan gerai kedua yang dibukanya setelah sukses dengan gerai pertama di Sanur, Bali. Saat soft opening Massimo Gelato Jogja di bulan Mei 2019 lalu saya sempat bertemu Mr. Massimo dan mendengarkan ceritanya tentang bagaimana ia memulai usaha kuliner di Bali lalu kemudian mengembangkan sayap ke kota gudeg, menambah deretan pilihan gelato Jogja.Aneka rasa gelato di Massimo Gelato Jogja (Doc : Retno Septyorini) |
Mr. Massimo mengawali karirnya dengan menjadi chef di sebuah kapal pesiar. Saat kapalnya bersandar di Bali, ia jatuh cinta pada Pulau Dewata dan juga jatuh cinta pada gadisnya. Singkat cerita, setelah memutuskan untuk menetap dan menikah dengan seorang gadis Bali, ia membuka restoran Italia bernama Massimo Ristorante yang berlokasi di Sanur pada tahun 1996. Restoran ini menjual aneka menu Italia, dan gelato adalah salah satunya. Masuk ke pasar Jogja, menu yang dijualnya fokus pada gelato saja, serta beberapa cemilan khas Italia. Menempati sebuah rumah yang merupakan bangunan cagar budaya, beralamat di Jl. Sunaryo No 12 - Kotabaru, Massimo Gelato Jogja siap memenangkan hati pecinta gelato dan menempatkan diri dalam deretan gelato hits Jogja.
Sebelum menempati gerai Massimo Gelato Jogja Kotabaru, lokasi gerai sebelumnya adalah di Jl. Suryodiningratan. Mulai bulan Mei 2019 barulah mereka menempati lokasi baru di Kotabaru.
Showcase dan kontainer warna merah yang menjadi ciri khas Massimo Gelato Jogja |
Untuk saat ini area makan di Massimo Gelato Jogja hanya menempati bagian halaman depan rumah. Ke depannya akan dibuka area makan di ruangan-ruangan dalam rumah. Konsepnya unik dengan dekorasi bean bags warna-warni ceria dan meja-meja yang diberi payung penutup di atasnya. Kala musim kemarau dengan matahari terik seperti saat ini, mengasyikkan sekali duduk leyeh-leyeh di bean bags-nya sambil mengobrol dengan teman dan menikmati lembutnya gelato racikan Massimo Gelato. Saat musim hujan nanti, semoga area indoor-nya sudah siap ya. Ya kan nggak lucu juga kalau lagi asyik menikmati gelato trus kita kudu lari-lari menghindari hujan. Hehe.
Bean bags dan payung warna-warni sebagai bagian dari dekorasi Massimo Gelato Jogja |
Menu Gelato Dan Cemilan Khas Italia Di Massimo Gelato Jogja
Saat menatap showcase berisi deretan gelato aneka rasa di sini, saya kebingungan menentukan rasa apa yang ingin saya cicip hari itu. Bagaimana tidak, ada 24 rasa berbeda yang ditampilkan di showcase. Bahkan menurut mbak karyawan Massimo Gelato Jogja, sebenarnya mereka punya total 48 rasa gelato yang berbeda-beda, namun karena showcase yang tersedia hanya ada dua buah maka yang bisa ditampilkan tiap hari hanya 24 rasa saja. Jadi setiap hari ada beberapa rasa yang diganti, sehingga kita akan menemukan rasa gelato baru yang berbeda setiap harinya.Semua kelihatan enak. Jadi bingung milih kan :D (Doc : Retno Septyorini) |
Menyadari saya yang terlihat bingung memilih, mbak karyawan Massimo Gelato Jogja dengan ramah menawarkan saya untuk mencicip beberapa rasa gelato terlebih dahulu sebelum memutuskan akan memilih yang mana. Wah saya senang sekali, dan tak lama kemudian akhirnya memutuskan 3 pilihan rasa gelato yang ada di showcase. Saat makan gelato, saya biasanya memilih beberapa rasa yang dominan manis dan asam. Ya, begitulah cara saya menikmati gelato kesukaan saya.
Kali ini, untuk rasa manis saya pilih 7 Segretti, gelato yang pada coklatnya ada sedikit rasa pahit khas dark choco. Saya suka rasa coklat seperti ini, karena tidak terlalu manis di lidah. Untuk penyeimbang, saya memilih Lemon Sorbet yang rasanya asam segar. Kecutnya bikin mata melek deh. Rasa gelato ketiga yang saya pilih adalah Charcoal Yoghurt. Nah kalau yang ini unik, perpaduan sedikit manis dan sedikit asam. Segar lah pokoknya, saya suka. Untuk wadahnya, saya memilih menggunakan cone. Di Massimo Gelato ini cone-nya homemade, dan saya suka dengan teksturnya yang renyah.
Lemon Sorbet, Charcoal Yoghurt, dan 7 Segretti yang lezat. |
Menurut cerita Mr. Massimo, gelato buatannya hanya terdiri dari 3 bahan saja, yaitu susu, gula, dan buah-buahan (atau kacang, coklat, vanila, sebagai perasa alami). Bahan pembuat gelato memang beda dengan es krim yang umumnya menggunakan whipped cream dan bahan pengental (misalnya tepung maizena) agar adonannya menjadi kental dan creamy. Beberapa resep gelato menggunakan mentega sebagai salah satu bahan bakunya, namun racikan gelato milik Mr. Massimo tidak menggunakan bahan lain selain 3 bahan yang disebutkan di atas. Maka tak heran kalau gelato di Masssimo Gelato sangat mudah cair jika ditaruh di suhu ruang, karena pembuatannya hanya menggunakan susu tanpa mentega, krim, maupun bahan pengental apapun.
Selain gelato, di Massimo Gelato Jogja ini juga tersedia aneka cemilan khas Italia seperti Panini, Waffle, Pizz Choc, Pittole, dan Pizza. Saya mencicip Panini, Waffle, dan Pittole. Dan yang paling saya suka adalah Panini, rasanya gurih dan renyah saat dikunyah. Waffle dan Pittole-nya juga oke sih sebenarnya, tapi kalau disuruh memilih, Panini yang jadi favorit saya. Waffle-nya enak dicocol pakai saus coklat. Kalau Pittole, di bagian atasnya ada lelehan coklat.
Kiri : waffle. Kanan atas : Pittole. Kanan bawah : Panini. |
Lagi asyik ngemil trus kehausan? Pesan saja aneka minuman squash yang menyegarkan. Kalau tidak suka soda, masih banyak pilihan menu minuman lainnya kok.
Aneka minuman squash yang siap menyegarkan tenggorokan |
Soal harga, bagaimana? Tenang, harga-harga yang ditawarkan di Massimo Gelato Jogja ini cukup terjangkau dan nggak bikin kantong bolong. Bayangkan saja, cukup merogoh saku Rp.20.000 kamu sudah dapat mencicipi lezatnya gelato asli Italia Jogja ini dalam 2 pilihan rasa. Sementara makanan dan minumannya dapat dinikmati mulai dari harga Rp.10.000. Cukup terjangkau bukan?
Daftar harga Massimo Gelato Jogja (1) |
Daftar harga Massimo Gelato Jogja (2) |
Kampanye Go Green Di Massimo Gelato Jogja
Dari cerita Mr. Massimo saya jadi tahu kalau Massimo Gelato Jogja ini mendukung kampanye Go Green. Caranya adalah dengan tidak menggunakan wadah saji sekali pakai berbahan plastik. Ya, gerai gelato ini menerapkan kebijakan "No Plastic". Semua minuman dihidangkan menggunakan gelas kaca, sementara wadah gelato menggunakan paper cup atau cone, dan cemilan menggunakan wadah dari bahan kertas.Bagaimana dengan sedotannya? Nah ini yang paling unik dan belum pernah saya lihat di tempat lain. Awalnya saya kira itu adalah sedotan bambu karena dari jauh warnanya terlihat mirip. Namun setelah mendengar cerita Mr. Massimo, saya tertawa sendiri karena ternyata saya salah kira. Sedotan yang digunakan di Massima Gelato Jogja ternyata terbuat dari pasta kering yang cukup tebal sehingga tidak mudah hancur saat terendam di dalam minuman.
Sedotannya menggunakan pasta kering yang tebal, jadi tidak mudah hancur saat terendam di dalam minuman seperti ini. |
Oh ya, kabar gembira untuk para emak yang punya anak kecil dan kalian yang sebal dengan asap rokok, seperti saya, di Massimo Gelato Jogja meskipun menempati area outdoor namun di sini bebas asap rokok.
No plastic. No smoking area. Sip, cocok banget deh buat saya. Nah kan, saya jadi pengen cepet-cepet ngajak Si Bocah ke sini. Kalau kamu gimana, mau ngajak siapa ke Massimo Gelato?
- arry -
Massimo Gelato Jogja
Jl. Sunaryo No 10, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Jogja
Jam buka : Senin - Minggu pk.10.00 - 22.00 WIB
Instagram : @massimogelatotheoriginal_yogya
0 komentar
Komentar Anda dimoderasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya :)
Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan membalasnya. Sering-sering berkunjung ya, untuk mengecek dan membaca artikel lainnya di blog ini. Terima kasih. Maturnuwun. Thank you. Danke.