Inspirasi Bisnis Dari Warung Sate Jogja Yang Dikunjungi Wisatawan 74 Negara
- Juni 30, 2019
- By Arry Wastuti
- 0 Comments
Pernah ke Jamaika? Saya sih belum pernah. Tapi bukan, cerita kali ini bukan tentang Jamaika, melainkan tentang sebuah warung sate di kawasan Jl. Magelang sana. Terus apa hubungannya antara Jamaika dengan warung sate? Mungkin memang tidak ada hubungan antara keduanya, hingga pada suatu hari seorang warga Jamaika datang ke warung sate di Jl. Magelang itu, dan menjadikan dirinya sebagai wisatawan asing dari negara ke-74 yang mencicip sate buatan warung tersebut. Oke, di bagian ini saya cukup tercengang. Warung sate yang usianya baru memasuki tahun ketiga ini sudah dikunjungi wisatawan asing dari 74 negara. Wow! Jadi penasaran kan, apa sih rahasianya?
Sabtu sore, langit cerah, kaki saya melangkah masuk ke halaman Jogja Paradise Foodcourt menuju lokasi tenant paling ujung dalam. Beberapa kawan blogger rupanya sudah datang. Hari itu kami hadir memenuhi undangan dari pemilik warung sate yang gerainya berada di ujung dalam foodcourt ini. Tak cuma icip-icip menu sate, sore itu kami mendapat ilmu kewirausahaan yang mumpuni dari seorang praktisi bisnis.
Memilih kuliner sebagai bidang bisnisnya, apakah karena ia memiliki latar belakang yang mumpuni di bidang kuliner? Ternyata tidak. Pak Budi bercerita, sebelum berbisnis kuliner ia adalah seorang karyawan dengan karir yang cemerlang. Selama belasan tahun ia malang melintang di dunia entertainment, sekaligus menjadi konsultan untuk pendirian tempat hiburan ber-budget super besar di berbagai kota di Kalimantan, Bali, dan Jawa.
Di tengah karirnya yang cemerlang datanglah panggilan hati untuk meninggalkan dunia entertainment. Awalnya ia mencoba berbisnis sambil tetap menjadi karyawan, namun hasilnya tidak memuaskan. Ia menganalisa, bahwa karena bisnis tersebut hanya ditujukan sebagai sampingan, maka ia tidak fokus menjalaninya. Akhirnya ia membulatkan tekad untuk mengundurkan diri sebagai karyawan agar bisa fokus mengembangkan bisnis.
Berbagai persiapan ia lakukan untuk mendukung tekadnya berwirausaha. Yang unik adalah caranya mempersiapkan itu semua. Jika orang awam pada umumnya memikirkan berapa uang yang harus dikumpulkan untuk modal usaha, yang dipikirkan Pak Budi justru adalah berapa uang yang harus disiapkan untuk menunjang hidup dia beserta keluarga selama proses merintis hingga roda bisnis bisa berputar dengan baik. Menurutnya, modal usaha itu tidak perlu terlalu besar, karena ketika sudah terjadi penjualan maka uang yang masuk bisa diputar, dimasukkan kembali ke dalam kas sebagai tambahan modal. Jika itu dilakukan terus-menerus maka lambat laun uang modal pun akan membesar. Persiapan uang untuk tunjangan hidup itu justru lebih penting, supaya tidak mengganggu cashflow bisnis yang sedang dirintis.
Dengan tekad kuat membangun bisnis, modal usaha sudah disiapkan, restu istri sudah di tangan, uang untuk persiapan hidup keluarga juga sudah tersedia, lalu langsung muluskah perjalanan bisnis Sate Ratu? Hohoho.......ternyata tidak semudah itu fergusooooo.....
Di awal berdirinya, hanya satu dua orang saja yang datang ke warung satenya. Berbulan-bulan warung satenya sepi pengunjung.
"Tiga bulan, enam bulan, itu biasa banget kalau sebuah usaha kuliner sepi. Di sinilah pentingnya kita menyiapkan uang untuk membiayai hidup pribadi dan keluarga. Jadi ketika usaha kita belum bisa menghasilkan, kita tetap bisa (melanjutkan) hidup."
Saya manggut-manggut, mengamini apa yang barusan diucapkan Pak Budi. Sebuah ilmu baru tentang bagaimana langkah membuka usaha, masuk ke dalam otak saya dan terekam di sana.
Selain Sate Merah dan Lilit Basah, saat ini di warung Sate Ratu tersedia menu Ceker Tugel dengan bumbu mirip rica-rica dan bercita rasa sangat pedas. Menu terbaru yang hadir di warung sate ini adalah Sate Kulit. Menu ini menggunakan bumbu yang sama dengan Sate Merah namun menggunakan potongan kulit ayam, sedangkan Sate Merah menggunakan daging ayam.
Sate Merah yang menjadi andalan warung Sate Ratu ini menggunakan resep racikan Pak Budi sendiri. Terinspirasi dari sate rembiga khas Lombok, yang merupakan kampung halaman sang partner, Pak Lanang, dan dikombinasi dengan aneka bumbu lainnya sehingga sekarang komposisi bumbu sate rembiga hanya tinggal 20%-30% saja. Kombinasi racikan bumbu yang unik ini menghasilkan sate ayam yang berbeda cita rasanya dengan sate ayam di Indonesia pada umumnya.
Jika Ceker Tugel, Sate Kulit, dan Sate Merah bercita rasa pedas, menu Lilit Basah memiliki cita rasa manis. Menu ini cocok untuk anak-anak, karena rasanya tidak pedas dan menggunakan bahan baku daging ayam cincang sehingga cenderung empuk dan lembut saat dikunyah.
Untuk penyajian makanan, Pak Budi menyarankan untuk menyantap sate buatannya saat masih panas. Memang benar sih, waktu saya makan Sate Merah saat masih panas, daging ayamnya terasa empuk dan juicy. Nikmat sekali saat disantap dengan nasi hangat.
Untuk menjaga ekspektasi konsumen, kepada mereka yang memesan sate untuk dibungkus, selalu ditanya dulu oleh Pak Budi, apakah sebelumnya sudah pernah makan Sate Merah atau belum. Jika belum pernah, Pak Budi selalu menyarankan untuk makan di tempat saja. Jika sudah pernah tahu rasa Sate Merah sebelumnya, ia akan mewanti-wanti kalau mungkin rasa satenya akan berbeda dibanding ketika dinikmati langsung di warungnya saat masih panas.
Seiring dengan maraknya tren pemesanan makanan lewat aplikasi daring, saat ini Sate Ratu pun sudah bisa dipesan di GoFood dan Grab Food. Untuk hal ini Pak Budi tidak merasa khawatir karena jika menggunakan aplikasi daring seperti ini biasanya tempat makan yang muncul di aplikasi hanya pada radius tertentu. Jadi saat diterima konsumen, kualitas makanannya masih prima.
Khusus untuk pelanggan luar kota yang ingin menikmati lezatnya Sate Merah, Pak Budi menyediakan bumbu botolan seharga Rp.40.000. Dengan bumbu ini setiap orang bisa menikmati lezatnya Sate Ratu di rumah. Bumbu Sate Merah ini pula yang ia tawarkan saat ada orang yang berminat bekerja sama dengannya. Menurutnya, hingga saat ini sudah banyak tawaran kerjasama dengan Sate Ratu. Namun ia tidak tertarik untuk membuka cabang atau menawarkan franchise. Ia ingin Sate Ratu menjadi trademark-nya Jogja, jadi saat wisatawan datang ke Jogja maka akan mencari Sate Ratu sebagai salah satu kuliner wajib coba di Jogja. Untuk yang ingin bekerjasama dengan Sate Ratu, ia menawarkan untuk membeli bumbu Sate Merah dengan harga khusus, lalu ia akan memberi pelatihan untuk cara memasaknya, dan juga bimbingan semacam coaching bisnis untuk mereka yang baru mulai berbisnis sate. Bumbu dan cara memasak boleh sama, namun nama merek, logo, tagline, dsb, tidak boleh sama dengan brand Sate Ratu.
Satu pesannya untuk mereka yang hendak terjun ke dunia wirausaha : fokuslah pada bisnis yang dijalani, jangan hanya sekedar sampingan saja. Karena ketika kita fokus pada bisnis tersebut, maka saat menemui masalah yang kita lakukan adalah menggali dan menyelesaikan masalah sampai ke akarnya supaya dia tidak menjadi halangan lagi ke depannya. Sementara jika bisnis hanya sebagai sampingan, kita akan cenderung untuk mengabaikan masalah yang ada, hingga perlahan tapi pasti masalah tersebut akan mematikan bisnis kita.
- arry -
Sabtu sore, langit cerah, kaki saya melangkah masuk ke halaman Jogja Paradise Foodcourt menuju lokasi tenant paling ujung dalam. Beberapa kawan blogger rupanya sudah datang. Hari itu kami hadir memenuhi undangan dari pemilik warung sate yang gerainya berada di ujung dalam foodcourt ini. Tak cuma icip-icip menu sate, sore itu kami mendapat ilmu kewirausahaan yang mumpuni dari seorang praktisi bisnis.
Kawan-kawan blogger Kompasiana Jogja |
Inspirasi Bisnis Dari Pemilik Sate Ratu
Fabian Budi Seputro adalah founder sekaligus pemilik warung Sate Ratu yang berdiri di Jogja sejak tahun 2016. Memulai bisnis kulinernya dari sebuah angkringan bernama sama di Jl. Solo, seberjalannya waktu bertransformasi menjadi sebuah warung sate. Pertimbangan memilih sate sebagai menu utamanya karena menu tersebut adalah menu best seller selama ia membuka Angkringan Ratu.Kiri : Pak Lanang, kanan : Pak Budi. Keduanya ber-partner dalam mengelola Sate Ratu. |
Memilih kuliner sebagai bidang bisnisnya, apakah karena ia memiliki latar belakang yang mumpuni di bidang kuliner? Ternyata tidak. Pak Budi bercerita, sebelum berbisnis kuliner ia adalah seorang karyawan dengan karir yang cemerlang. Selama belasan tahun ia malang melintang di dunia entertainment, sekaligus menjadi konsultan untuk pendirian tempat hiburan ber-budget super besar di berbagai kota di Kalimantan, Bali, dan Jawa.
Di tengah karirnya yang cemerlang datanglah panggilan hati untuk meninggalkan dunia entertainment. Awalnya ia mencoba berbisnis sambil tetap menjadi karyawan, namun hasilnya tidak memuaskan. Ia menganalisa, bahwa karena bisnis tersebut hanya ditujukan sebagai sampingan, maka ia tidak fokus menjalaninya. Akhirnya ia membulatkan tekad untuk mengundurkan diri sebagai karyawan agar bisa fokus mengembangkan bisnis.
Berbagai persiapan ia lakukan untuk mendukung tekadnya berwirausaha. Yang unik adalah caranya mempersiapkan itu semua. Jika orang awam pada umumnya memikirkan berapa uang yang harus dikumpulkan untuk modal usaha, yang dipikirkan Pak Budi justru adalah berapa uang yang harus disiapkan untuk menunjang hidup dia beserta keluarga selama proses merintis hingga roda bisnis bisa berputar dengan baik. Menurutnya, modal usaha itu tidak perlu terlalu besar, karena ketika sudah terjadi penjualan maka uang yang masuk bisa diputar, dimasukkan kembali ke dalam kas sebagai tambahan modal. Jika itu dilakukan terus-menerus maka lambat laun uang modal pun akan membesar. Persiapan uang untuk tunjangan hidup itu justru lebih penting, supaya tidak mengganggu cashflow bisnis yang sedang dirintis.
Dengan tekad kuat membangun bisnis, modal usaha sudah disiapkan, restu istri sudah di tangan, uang untuk persiapan hidup keluarga juga sudah tersedia, lalu langsung muluskah perjalanan bisnis Sate Ratu? Hohoho.......ternyata tidak semudah itu fergusooooo.....
Di awal berdirinya, hanya satu dua orang saja yang datang ke warung satenya. Berbulan-bulan warung satenya sepi pengunjung.
"Tiga bulan, enam bulan, itu biasa banget kalau sebuah usaha kuliner sepi. Di sinilah pentingnya kita menyiapkan uang untuk membiayai hidup pribadi dan keluarga. Jadi ketika usaha kita belum bisa menghasilkan, kita tetap bisa (melanjutkan) hidup."
Saya manggut-manggut, mengamini apa yang barusan diucapkan Pak Budi. Sebuah ilmu baru tentang bagaimana langkah membuka usaha, masuk ke dalam otak saya dan terekam di sana.
Rahasia Sukses Sate Ratu
Tahun pertama berdirinya Sate Ratu bisa dibilang adalah masa terberat. Memasuki tahun kedua mulai banyak orang mengunjungi warung Sate Ratu, penjualan pun mulai meningkat. Dari cerita Pak Budi, saya menyimpulkan setidaknya ada dua hal yang membantu mendongkrak tingkat kunjungan di warung Sate Ratu, yaitu :- Kepribadian yang ramah dan kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Ketika ada pengunjung yang datang, Pak Budi suka sekali mengajak tamunya mengobrol. Hal seperti ini baik sekali dilakukan oleh para pelaku bisnis karena dari sinilah biasanya akan datang saran dan masukan langsung dari konsumen untuk perbaikan bisnis ke depannya. Berbagai tamu yang datang ke warung Sate Ratu tidak semuanya adalah orang Indonesia, namun ada juga turis mancanegara. Karena memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik, Pak Budi bisa bercakap-cakap dengan para tamu mancanegaranya. Turis-turis asing ini suka sekali menulis ulasan di situs-situs perjalanan semacam TripAdvisor. Dari ulasan yang ditulis di TripAdvisor inilah nama Sate Ratu makin dikenal. Banyaknya ulasan yang ditulis para tamu ini menjadi sarana 'getok tular' yang ampuh.
- Penggunaan sarana promosi yang mengikuti perkembangan jaman. Di era internet seperti saat ini, adalah sebuah hal yang wajib bagi pelaku bisnis untuk mempromosikan bisnisnya di dunia maya. Sadar akan hal ini, Pak Budi melengkapi "alat perang" Sate Ratu dengan membuat website dan akun media sosial.
Di tahun kedua ini, sejalan dengan nama Sate Ratu yang mulai dikenal luas, datanglah penghargaan pertama dari TripAdvisor, yaitu Certificate of Excellence di tahun 2017. Tak hanya sekali, di tahun berikutnya Sate Ratu kembali meraih penghargaan yang sama.
Di tahun 2018, Sate Ratu berhasil melewati satu milestones yang sangat berarti, yakni dengan terpilih sebagai 22 besar Finalis Nasional Penerus Warisan Kuliner Kecap Bango dari 7000 peserta. Di tahun 2018 ini pula Sate Ratu terpilih menjadi salah satu Food Startup Indonesia yang terkurasi dari ratusan food startup se-Indonesia yang diadakan oleh Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia). Meski dalam ajang ini Sate Ratu tidak menjadi juara, namun Pak Budi mengaku mendapat banyak ilmu, pelajaran, dan pengalaman yang berharga.
Berbagai penghargaan yang diterima Sate Ratu ini membuatnya semakin terkenal dan banyak mendapat liputan pemberitaan di berbagai media, hingga makin banyak orang yang berkunjung ke warung Sate Ratu. Sampai Juni 2019 ini Sate Ratu sudah dikunjungi oleh ribuan orang dari 74 negara.
Yang tadinya hanya satu dua orang pengunjung yang datang tiap harinya, sekarang warung sate ini bisa menjual hingga lebih dari 100 porsi perhari. Yang awalnya operasional warung dikerjakan oleh 2 orang yaitu Pak Budi sendiri bersama sang istri, sekarang sudah mempekerjakan 6 orang karyawan. Hingga hari ini Pak Budi masih terjun langsung mengelola operasional Sate Ratu bersama dengan Pak Lanang, seorang kawan lama yang menjadi partner bisnisnya saat membuka Angkringan Ratu. Sementara sang istri saat ini sudah tidak lagi mengurusi operasional Sate Ratu.
Berbagai penghargaan yang diterima oleh Sate Ratu |
Di tahun 2018, Sate Ratu berhasil melewati satu milestones yang sangat berarti, yakni dengan terpilih sebagai 22 besar Finalis Nasional Penerus Warisan Kuliner Kecap Bango dari 7000 peserta. Di tahun 2018 ini pula Sate Ratu terpilih menjadi salah satu Food Startup Indonesia yang terkurasi dari ratusan food startup se-Indonesia yang diadakan oleh Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia). Meski dalam ajang ini Sate Ratu tidak menjadi juara, namun Pak Budi mengaku mendapat banyak ilmu, pelajaran, dan pengalaman yang berharga.
Berbagai penghargaan yang diterima Sate Ratu ini membuatnya semakin terkenal dan banyak mendapat liputan pemberitaan di berbagai media, hingga makin banyak orang yang berkunjung ke warung Sate Ratu. Sampai Juni 2019 ini Sate Ratu sudah dikunjungi oleh ribuan orang dari 74 negara.
Hingga bulan Juni 2019 warung sate ini sudah dikunjungi wisatawan dari 74 negara |
Yang tadinya hanya satu dua orang pengunjung yang datang tiap harinya, sekarang warung sate ini bisa menjual hingga lebih dari 100 porsi perhari. Yang awalnya operasional warung dikerjakan oleh 2 orang yaitu Pak Budi sendiri bersama sang istri, sekarang sudah mempekerjakan 6 orang karyawan. Hingga hari ini Pak Budi masih terjun langsung mengelola operasional Sate Ratu bersama dengan Pak Lanang, seorang kawan lama yang menjadi partner bisnisnya saat membuka Angkringan Ratu. Sementara sang istri saat ini sudah tidak lagi mengurusi operasional Sate Ratu.
Menu Yang Dijual Sate Ratu
Di awal berdirinya di tahun 2016, menu yang dijual di warung ini hanyalah Sate Merah dan Sate Lilit. Sate Merah hingga saat ini masih jadi menu primadona di warung Sate Ratu. Sementara Sate Lilit sekarang sudah berganti nama menjadi Lilit Basah, dengan menghilangkan penggunaan tusuk sate namun bumbu dan cita rasanya tetap sama.Kiri : Lilit Basah, Kanan : Sate Merah. |
Selain Sate Merah dan Lilit Basah, saat ini di warung Sate Ratu tersedia menu Ceker Tugel dengan bumbu mirip rica-rica dan bercita rasa sangat pedas. Menu terbaru yang hadir di warung sate ini adalah Sate Kulit. Menu ini menggunakan bumbu yang sama dengan Sate Merah namun menggunakan potongan kulit ayam, sedangkan Sate Merah menggunakan daging ayam.
Sate Merah yang menjadi andalan warung Sate Ratu ini menggunakan resep racikan Pak Budi sendiri. Terinspirasi dari sate rembiga khas Lombok, yang merupakan kampung halaman sang partner, Pak Lanang, dan dikombinasi dengan aneka bumbu lainnya sehingga sekarang komposisi bumbu sate rembiga hanya tinggal 20%-30% saja. Kombinasi racikan bumbu yang unik ini menghasilkan sate ayam yang berbeda cita rasanya dengan sate ayam di Indonesia pada umumnya.
Sate Merah |
Jika Ceker Tugel, Sate Kulit, dan Sate Merah bercita rasa pedas, menu Lilit Basah memiliki cita rasa manis. Menu ini cocok untuk anak-anak, karena rasanya tidak pedas dan menggunakan bahan baku daging ayam cincang sehingga cenderung empuk dan lembut saat dikunyah.
Untuk penyajian makanan, Pak Budi menyarankan untuk menyantap sate buatannya saat masih panas. Memang benar sih, waktu saya makan Sate Merah saat masih panas, daging ayamnya terasa empuk dan juicy. Nikmat sekali saat disantap dengan nasi hangat.
Daftar harga di warung Sate Ratu |
Untuk menjaga ekspektasi konsumen, kepada mereka yang memesan sate untuk dibungkus, selalu ditanya dulu oleh Pak Budi, apakah sebelumnya sudah pernah makan Sate Merah atau belum. Jika belum pernah, Pak Budi selalu menyarankan untuk makan di tempat saja. Jika sudah pernah tahu rasa Sate Merah sebelumnya, ia akan mewanti-wanti kalau mungkin rasa satenya akan berbeda dibanding ketika dinikmati langsung di warungnya saat masih panas.
Seiring dengan maraknya tren pemesanan makanan lewat aplikasi daring, saat ini Sate Ratu pun sudah bisa dipesan di GoFood dan Grab Food. Untuk hal ini Pak Budi tidak merasa khawatir karena jika menggunakan aplikasi daring seperti ini biasanya tempat makan yang muncul di aplikasi hanya pada radius tertentu. Jadi saat diterima konsumen, kualitas makanannya masih prima.
Khusus untuk pelanggan luar kota yang ingin menikmati lezatnya Sate Merah, Pak Budi menyediakan bumbu botolan seharga Rp.40.000. Dengan bumbu ini setiap orang bisa menikmati lezatnya Sate Ratu di rumah. Bumbu Sate Merah ini pula yang ia tawarkan saat ada orang yang berminat bekerja sama dengannya. Menurutnya, hingga saat ini sudah banyak tawaran kerjasama dengan Sate Ratu. Namun ia tidak tertarik untuk membuka cabang atau menawarkan franchise. Ia ingin Sate Ratu menjadi trademark-nya Jogja, jadi saat wisatawan datang ke Jogja maka akan mencari Sate Ratu sebagai salah satu kuliner wajib coba di Jogja. Untuk yang ingin bekerjasama dengan Sate Ratu, ia menawarkan untuk membeli bumbu Sate Merah dengan harga khusus, lalu ia akan memberi pelatihan untuk cara memasaknya, dan juga bimbingan semacam coaching bisnis untuk mereka yang baru mulai berbisnis sate. Bumbu dan cara memasak boleh sama, namun nama merek, logo, tagline, dsb, tidak boleh sama dengan brand Sate Ratu.
Bumbu Sate Merah dalam kemasan botol dijual seharga Rp.40.000 |
Pesan Untuk Wirausahawan Pemula
Segala penghargaan dan popularitas yang diraih Sate Ratu tak lantas membuat Pak Budi lupa diri. Sosoknya tetap bersahaja dan selalu siap menyapa ramah siapapun yang mampir ke warung satenya. Hingga saat ini ia masih turun langsung menyiapkan bumbu, menusukkan daging ayam ke tusukan, dan membakar sate. Menurutnya hal tersebut harus dilakukan karena ia ingin tetap punya keterikatan emosional dengan produk yang dijualnya.Tampak depan warung Sate Ratu |
Satu pesannya untuk mereka yang hendak terjun ke dunia wirausaha : fokuslah pada bisnis yang dijalani, jangan hanya sekedar sampingan saja. Karena ketika kita fokus pada bisnis tersebut, maka saat menemui masalah yang kita lakukan adalah menggali dan menyelesaikan masalah sampai ke akarnya supaya dia tidak menjadi halangan lagi ke depannya. Sementara jika bisnis hanya sebagai sampingan, kita akan cenderung untuk mengabaikan masalah yang ada, hingga perlahan tapi pasti masalah tersebut akan mematikan bisnis kita.
- arry -
Sate Ratu
Jogja Paradise Foodcourt
Jl. Magelang km 6 (seberang Hotel The Rich)
Sinduadi, Mlati, Sleman
Website : www.sateratu.id
Instagram : @sateratu
0 komentar
Komentar Anda dimoderasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya :)
Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan membalasnya. Sering-sering berkunjung ya, untuk mengecek dan membaca artikel lainnya di blog ini. Terima kasih. Maturnuwun. Thank you. Danke.